- CARA KERJA FINAL DRIVE
Pada saat kendaraan berjalan lurus pada jalan datar tahanan gelinding (rolling resistance) pada kedua roda penggerak (drive gear) relatif sama.
Bila tahanan kedua poros axle belakang sama (A dan B) Pinion tidak berputar sendiri tetapi ring gear, differential case dan poros pinion berputar bersama dalam satu unit.Dengan demikian, pinion hanya berfungsi untuk menghubungkan side gear bagian kiri dan kanan, sehingga menyebabkan kedua drive wheel berputar pada Rpm yang sama.
2. Pada saat membelok

Pada saat kendaraan membelok ke kiri, tahanan roda kiri lebih besar dari pada roda kanan.Apabila differensial case berputar bersama ring gear maka pinion akan berputar pada porosnya dan juga bergerak mengelilingi side gear seblah kiri,sehingga putaran side gear sebelah kanan bertambah,yang mana jumlah putaran side gear satunya adalah dua kali putaran ring gear.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah sebanding dengan putaran ring gear.
PENGERTIANBACKLASH,PRELOAD,RUNOUT
Backlash adalah kerenggangan atau jarak bebas perkaitan antara 2 roda gigi.
Pre Load adalah beban awal yang di tanggung oleh unit penggerak sebelum menggerakan unit atau komponen lain.
Run Out atau keolengan yaitu besarnya simpangan pada saat komponen diputar.
FUNGSI MINYAK PELUMAS PADA FINAL DRIVE
1. Sebagai pelumas
2.Sebagai penyerap tegangan
3.Sebagai peredam suara
AKIBAT YANG TIMBUL APABILA MINYAK PELUMAS PADA FINAL DRIVE HABIS
Dapat mengakibatkan bagian-bagian yang bergerak lebih cepat timbul panas dan mengalami keausan, Timbul bunyi/suara bisik yang sangat menggangg
Pengertian Propeller Shaft
Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential. Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang atau rear axle disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebap itu posisi diferential terhadap transmisi selalu berubah ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban,
Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban kendaraan. Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan anatara transmisi dan diferential.
Biasanya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. Bandul pengimbang atau balance weight dipasang pada bagian luar pipa dengan tujuan untuk keseimbangan pada waktu berputar. Dengan keseimbangan ini diharapkan poros propeller dapat berputar tanpa menghasilkan getaran yang besar atau dengan kata lain dengan lembut. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.
Didalam poros propeller ada komponen utamayang bernama universal joint yang memiliki fungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga. Ada juga slip yoke yang berfungsi untuk menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan universal (universal joint) depan.
Didalam poros propeller ada komponen utamayang bernama universal joint yang memiliki fungsi untuk meredam perubahan sudut dan untuk melembutkan perpindahan tenaga. Ada juga slip yoke yang berfungsi untuk menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan universal (universal joint) depan.
Fungsi Poros Propeller
Poros propeller memiliki 2 (dua) fungsi utama:
- Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke differential.
- Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga ke differential pada saat bergerak naik dan turun dengan lembut, sehingga memberikan kenyamanan dalam berkendara.
1) Differential terdiri dari 2 bagian besar yaitu:
* Final gear yang terdiri dari perkaitan antara drive pinion gear dengan ring gear, yang fungsinya untuk memperbesar momen putar dan merubah arah putaran sebesar 90°.
* Differential gear yang terdiri dari perkaitan antara roda gigi-roda gigi pinion gear dengan side gear, yang berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan saat kendaraan membelok.
2) Fungsi differential.
* Membedakan putaran roda kiri dan kanan pada saat kendaraan membelok.
* Mereduksi putaran untuk menghasilkan momen yang besar.
* Merubah arah putaran sebesar 90º terhadap putaran asal.
3) Cara kerja Differential!
Pada saat jalan lurus.
Selama kendaraan berjalan lurus, poros roda-roda belakang akan diputar oleh drive pinion melalui ring gear differential case, roda-roda gigi differential pinion Shaft, roda-roda gigi differential pinion,gigi side gear tidak berputar , tetap terbawa kedalam putaran ring gear. dengan demikian putaran pada roda kiri dan kanan sama.
Pada saat membelok.
Pada saat kendaraan membelok ke kiri tahanan roda kiri lebih besar dari pada roda kanan. Apabila differensial case berputar bersama ring gear maka pinion akan berputar pada porosnya dan juga pergerak mengelilingi side gear sebelah kiri, sehingga putaran side gear sebelah kanan bertambah, yang mana jumlah putaran side gear satunya adalah 2 kali putaran ring gear. Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah sebanding dengan putaran ring
4) Yang dimaksud dengan :
Backlash adalah kekocakan atau kerenggangan atau jarak bebas perkaitan antara 2 roda gigi.
Pada differensial, backlash diukur atau diperiksa pada pada perkaitan antara ring gear dengan drive pinion gear, antara side gear dengan pinion gear.
Pre load atau beban mula, yaitu beban awal yang ditanggung oleh unit penggerak sebelum menggerakkan unit atau komponen lain.
Pada differensial pre load/beban mula diukur atau diperiksa 2 kali yaitu pre load awal dan pre load akhir atau pre load total.Pre load awal pada saat drive pinion gear telah terpasang pada differential carrier sedangkan pre load akhir pada saat semua komponen telah terpasang pada differential carrier.
Run out atau keolengan yaitu besarnya simpangan pada saat komponen diputar.Pada differensial run out diukur atau diperiksa pada flens penyambung dan pada ring gear.
KERJA SISTEM POROS PENGGERAK RODA
A. Konstruksi dan kerja sistem poros penggerak roda
Putaran mesin dari fly wheel roda penerus diteruskan ke transmisi melalui kopling. Agar putaran dari mesin sampai ke roda diperlukan berbagai alat, yaitu poros propeller, differential, dan poros roda (axle shaft). Poros penggerak roda termasuk komponen dari power train system (sistem pemindah tenga).
Agar komponen-komponen di bawah tetap dapat bekerja baik, minimal 10.000 km sekali harus dilakukan pengecekan, penyervisan, pmeriksaan, dan perbaikan. Hal tersebut untuk menjamin agar komponen-komponen/spare part tetap awet dan jauh dari keausan.
1. Poros Propeller (propeller shaft)
Poros propeller sering dinamakan dengan as kopel. Fungsinya untuk meneruskan putaran mesin dari transmisi ke differential (gardan). Ada bermacam-macam bentuk konstruksi dari propeller.
Pada kendaraan tipe front engine rear drive, mesin,kopling, dan transmisi terletak dibagian depan. Sedangka rear axle dan rear wheel yang dibantu oleh suspension terletak di bagian belakang. Untuk memindahkan tenaga mesin ini ke sistem penggerak roda belakang, maka digunakan propeller shaft transmisi dengan differential.
Karena kondisi jalan yang berada, maka letak dari rear axle shaft terhadap transmisi selalu berubah-ubah. Oleh karena itu, propeller shaft harus dibuat sedemikian rupa. Sehingga dapat mengatasi segala perubahan tersebut. Seperti perubahan panjang pendek maupun harus berputar secara lancar walaupun terjadi sudut propeller shaft. Oleh karena itu, propeller shaft biasa terbuat dari steel tube yang tahan terhadap puntiran. Untuk menghindarkan getaran (vibrasi) yang berlebih-lebiha biasanya dipasang balance weight pada propeller shaft.
Pada umumnya, propeller shaft terdiri dari satu batang ( ball joint ). Untuk propeller shaft yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya vibrasi yang besar, propeller shaft mudah melentur dan jalannya kenaraan tidak nyaman. Sehingga pada umumnya, apabila propeller shaft terlampau panjang, dibagi menjadi 2 atau 3 bagian dengan 3 atau 4 joint.
Propeller shaft dibuat sedmikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke deferential dengan lembut tanpa dipengaruhi akibat adanya perubahan-perubahan tadi. Utnuk tujuan ini, universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi.
Selain itu, sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan antara transmisi dan differential.
a. Universial joint (Sambungan Universal)
Universal joint harus dapat mengatasi segala kondisi pada waktu propeller shaft berputar dari kemungkinan patah dan sebagainya, hubungan dengan transmisi harus tetap. Eh karena itu, universal joint harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut.
1. Dapat menghindari kerusakan pada saat propeller shaft bergerak naik turun.
2. Tidak berisik dan harus dapat berputar dengan lembut.
3. Konstruksinya harus sederhana dan tidak mudah rusak.
Dilihat dari konstruksinya, maka universal joint dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu hook joint, slip joint, trunion joint, fleksible joint, dan uniform velocity joint.
1. Hook joint
Konstruksi sederhana dari hook joint yang bekerja konstan. Hook joint tersebut menggunakan 2 buah yoke, salah satu yoke digabungkan dengan propeller shaft, sedangkan spider dan bearing. Untuk mencegah keausan, maka bagian spider yang berhubunga dengan roller bearing dibuat lebih keras. Untuk mengurangi gesekan yang terjadi bentuk bearing menggunakan model roller bearing yang ditutup dengan cup. Supaya bearingnya tdak terlepas pada waktu propeller shaft berputar dengan kecepatan tinggi, maka snap ring atau lock plate dipasangkan pada yoke.
2. Slip joint
Panjang propeller shaft dapat berubah-ubah disebabkan adanya perubahan posisi antara transmisi dan poros-poros belakang. Bagian ujng proprller yang dihubungkan dengan poros output transmisi terhadap alur-alur untuk pemasangan slip joint, hal ini memungkinkan panjangnya propeller shaft sesuai dengan jarak output shaft dengan defferential.
3. Trunion joint
Trunion joint adalah kombinasi antara hook joint dengan slip joint. dalam bodi terdapat alur sebagai tempat masuknya propeller shaft dan ujung pin dipasangkan ball. Model ini sekarang jarang digunakan karena dalam memindahkan daya /tenaga masih kurang baik dibandingkan dengan model slip joint sendiri.
4. Flexible joint
Flexible joint terdiri dari coupling, rubber coupling, dan sleeve yoke yang dihubungkan atau diikat oleh baut. Model ini mempunyai keuntungan tidak mudah rusak, tidak berisik, dan tidak memerlukan minyak/grease. Tetapi apabila sudut Anaya drive shaft dan driven shaft melebihi 7-10°, maka akan timbul juga vibrasi. Untuk menghindari hal ini, maka dipasngka center ring ball pada ujungnya.
5. Uniform velocity joint
Joint ini dapat membuat kecepatan sudut yang lebih baik sehingga dapat mengurangi vibrasi dan suara bising, akan tetapi hargana relative lebih mahal. Tipe ini digunakan pada kendaraan yang menngunakan system pemindaha daya tipe from engine front drive (FFI), missal pada TOYOTA COROLLA FF dan starlet.
Final drive terdiri dari 2 bagian besar yaitu final gear dan differential gear.
Final Gear/Final Reduction
Final gear terdiri dari drive pinion gear dan ring gear. Drive pinion gear selalu dibuat lebih kecil daripada ring gear, hal ini untuk memperkecil/mereduksi putaran agar diperoleh momen yang lebih besar, karena momen yang dihasilkan oleh transmisi belum cukup mampu untuk menggerakkan kendaraan.
Berdasarkan konstruksinya roda gigi final gear dibedakan menjadi beberapa model antara lain:
1) Model bevel gear.
Pada konstruksi ini perkaitan drive pinion dengan ring gear berada di tengah-tengah garis pusat (garis tengah) ring gear.
2) Model hypoid bevel gear.
Konstruksi model ini perkaitan drive pinion dengan ring gear berada di bawah garis pusat ring gear, sehingga membentuk offset. Kedudukan poros propeller bisa diperendah tanpa mengurangi jarak minimum ke tanah. Dengan rendahnya kedudukan propeller maka letak transmisi bisa lebih rendah maka titik berat mobil juga lebih rendah sehingga faktor keamanan lebih terjamin.
Hypoid bevel gear mempunyai permukaan gigi dengan kecepatan menggelincir yang kuat, perbandingan persinggungan gigi besar dan bekerja sangat halus hanya saja diperlukan oli special yang memiliki oil film yang kuat dan pembuatannya lebih sukar, memerlukan ketelitian yang tinggi.
Pelumas yang sesuai untuk roda gigi jenis ini adalah GL-5 berdasarkan API service classification.
3) Model spiral bevel gear.
Konstruksi model ini drive pinion berbentuk gigi spiral, perkaitannya dengan ring gear berada di tengah-tengah garis pusat ring gear. Putarannya halus namun proses pembuatannya memerlukan kepresisian/ketelitian yang tinggi.
4) Helical gear.
Pada model ini drive pinion selalu bersinggungan dengan ring gear pada lokasi yang sama tanpa ada celah antara kedua gigi tersebut. Oleh sebab itu bunyi dan getaran yang timbul sangat kecil.
Dari beberapa model di atas yang sering digunakan pada kendaraan penggerak roda depan adalah model helical gear, sedangkan pada penggerak roda belakang adalah model hypoid bevel gear.
Differential Gear
Bila salah satu roda berada pada jalan datar dan yang lainnya pada jalan bergelombang seperti pada gambar, roda (A) pada permukaan jalan bergelom-bang dan roda (B) pada permukaan jalan datar maka roda (A) akan berputar lebih cepat dari pada roda (B).
Prinsip dasar differential gear
Bila beban (w) yang sama diletakkan pada setiap rack, kemudian shackle ditarik ke atas maka kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama sejauh shackle ditarik ke atas, selama tahanan pada kedua sisi pinion sama.
Bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan shackle ditarik ke atas seperti pada gambar (b), pinion akan berputar sepanjang gigi rack yang mendapat beban lebih berat disebabkan adanya perbedaan tahanan yang diberikan pada pinion dan ini mengakibatkan rack yang mendapat beban lebih kecil akan terangkat. Jarak rack yang terangkat sebanding dengan jumlah putaran pinion.
Cara kerja differential gear
Pada saat jalan lurus.
Pada saat kendaraan jalan lurus pada jalan datar tahanan gelinding (rolling resistance) pada kedua roda penggerak (drive gear) relatif sama.
Bila tahanan kedua poros axle belakang sama (A dan B) , pinion tidak berputar sendiri tetapi ring gear, differential case dan poros pinion berputar bersama dalam satu unit. Dengan demikian pinion hanya berfungsi untuk menghubung-kan side gear bagian kiri dan kanan, sehingga menyebabkan kedua drive wheel berputar pada rpm yang sama.
Pada saat membelok.
Pada saat kendaraan membelok ke kiri tahanan roda kiri lebih besar dari pada roda kanan. Apabila differensial case berputar bersama ring gear maka pinion akan berputar pada porosnya dan juga pergerak mengelilingi side gear sebelah kiri, sehingga putaran side gear sebelah kanan bertambah, yang mana jumlah putaran side gear satunya adalah 2 kali putaran ring gear.
Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah sebanding dengan putaran ring gear.
REFERENSI
Hubungan antara rpm drive wheel dan ring gear dapat diuraikan sebagai berikut :
Rpm ring gear = Rpm drive wheel kanan + Rpm drive wheel kiri
2
Satu roda pada permukaan jalan yang berlumpur.
Bila salah satu roda berada di Lumpur maka akan terjadi slip bila pedal akselerator diinjak. Hal ini disebabkan karena tahanan gesek yang sangat rendah dari permukaan Lumpur.
Keadaan ini akan menyulitkan untuk mengeluarkan roda dari Lumpur karena lebih banyak terjadi slip dari pada bergerak.
Rangkuman
Final drive terdiri dari 2 bagian besar yaitu:
- Final gear yang terdiri dari perkaitan antara drive pinion gear dengan ring gear, yang fungsinya untuk memperbesar momen putar dan merubah arah putaran sebesar 90°.
- Differential gear yang terdiri dari perkaitan antara roda gigi-roda gigi pinion gear dengan side gear, yang berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan saat kendaraan membelok.
Final drive
Suatu susunan mekanisme gear (planetary gear system dan atau spur gear) yang mereduksi input putaran dari travel motor (Excavator, Drilling) atau steering brake clutch (Buldozer), dan meneruskan putaran ke sprocket hub, sehingga track berputar dan unit dapat berjalan.
Travel motor (Excavator, Drilling)
Suatu komponen yang dipasang pada final drive sebagai input putarannya. Piston motor type akan merubah flow oli (tenaga hydraulis) dari control valve/pump menjadi putaran (tenaga mekanis). Swash-plate piston motor atau bent-axis piston motor adalah type yang biasa digunakan.
Safety Valve (Excavator, Drilling)
Suatu pressure valve yang dipasang pada travel motor, karena setting pressurenya lebih tinggi dari main relief maka hanya akan bekerja saat terjadi beban dari luar untuk mencegah terjadinya kenaikan pressure abnormal, misal pada saat unit dihentikan dari posisi travel, gaya inertia yang terjadi akan menyebabkan motor diputar oleh final drive, sedangkan spool control valve sudah posisi netral.
Travel lever & linkage (Excavator)
Travel lever dapat dioperasikan dengan tangan (menarik atau mendorongnya) atau dengan menginjaknya, saat travel lever digerakkan, maka PPC valve dibawahnya akan bekerja untuk mengalirkan pilot pressure ke spool control valve travel, sehingga unit dapat travel maju, mundur, lurus, ataupun belok sesuai dengan pergerakkan travel lever.
Travel Motor Brake (Excavator)
Suatu susunan disc dan plate yang dipasang pada travel motor dan digunakan sebagai travel motor brake (parking), disc yang mempunyai inner teeth dihubungkan dengan shaft motor atau cylinder barrel motor, sehingga akan berputar bersama motor, sedangkan plate yang mempunyai outer teeth dihubungkan dengan housing. Saat unit travel, pressure oli bekerja pada piston dan mampu mengalahkan tension spring, sehingga disc dan plate menjadi disengagged, sedangkan saat unit tidak travel, tension spring akan mengengaggedkan disc plate untuk mencegah pergerakan travel unit yang tidak diinginkan. (sebagai parking brake)
Planetary gear set / system
Suatu mekanisme yang terdiri dari sun gear, ring gear dan planetary pinion yang duduk pada planetary carrier. Mekanisme ini berfungsi untuk mereduksi putaran dan terkadang juga merubah arah putaran outputnya.
Wear Guard
Plate baja yang dipasang pada bagian bawah case final drive dan berfungsi mencegah keausan pada case final drive. Karena saat unit travel, tanah yang menumpuk pada track shoe akan ikut berputar, sehingga akan menggesek bagian bawah case final drive, dan akan menimbulkan keausan.
Sprocket
Suatu komponen yang dipasang pada hub final drive sebagai output putarannya Sprocket mempunyai teeth yang dihubungkan dengan bushing pin track link. Sehingga saat final drive berputar, sprocket akan memutarkan track link dan unit dapat travel maju atau mundur tergantung arah putaran sesuai yang diinginkan operator.
Single reduction
Suatu mekanisme hubungan gear (planetary gear system atau spur gear) yang bertujuan untuk mengurangi jumlah putaran pada shaft outputnya dengan satu tingkat perbandingan.
Double reduction
Suatu mekanisme hubungan gear (planetary gear system dan atau spur gear) yang bertujuan untuk mengurangi jumlah putaran pada shaft outputnya dengan dua tingkat perbandingan.
Gear ratio
Hasil dari pembagian (perbandingan) jumlah teeth gear driven dengan jumlah teeth gear drive.
Abnormal noise
Keabnormalan suara pada final drive saat berputar, yang dapat disebabkan keausan abnormal atau berlebihan, pelumasan komponen kurang, teeth contact, backlash dan preload tidak tepat dsb.
Dismounting
Pelepasan komponen dari unit dengan langkah kerja dan prosedur yang sesuai shop manual ataupun QA, sehingga pekerjaan berjalan efektif dan effesien.
Mounting
Pemasangan komponen pada unit dengan langkah kerja dan prosedur yang sesuai shop manual ataupun QA, sehingga pekerjaan berjalan efektif dan effesien.
Bleeding air (excavator & drilling)
Melakukan pembuangan angin yang terjebak dalam motor setelah pekerjaan service atau repair pump, ganti hose dsb, sehingga tidak terjadi cavitasi pada cylinder barrel piston motor.
Travel Deviation (excavator & drilling)
Terjadi penyimpangan arah travel (belok dengan sendirinya) saat unit dijalankan maju atau mundur lurus, yang terjadi karena terdapat perbedaan putaran pada kedua sisi kanan dan kiri track link. Hal ini dapat disebabkan dari factor mekanikal : jumlah track link berbeda (sudah pernah dipotong pada satu sisi) atau kekencangan track link kedua sisi tidak sama, sedangkan factor hydraulic disebabkan adanya perbedaan jumlah flow oli yang memutar travel motor karena misadjustment salah satu linkage travel, pilot pressure control pump lebih besar salah satu sisi, salah satu pump atau travel motor internal leakagenya besar, atau terjadi kebocoran pada swivel joint, dsb.
Marking of component (tracing)
Tanda yang diberikan pada suatu komponen untuk mempermudah pemasangan kembali (pemberian tanda pada hose) dan mencegah pekerjaan berulang (pemberian tanda pada kepala bolt).
Flushing
Membersihkan kandungan material asing atau kontaminan di dalam sistem (fluida).
Torque squence
Urutan pengencangan bolt atau nut dengan cara saling menyilang agar mendapatkan kerapatan yang merata.
TOOL
Torque wrench
Alat yang digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut sesuai dengan standart torquenya.
Satuan : kgm, Nm, lbfeet
Lifting chain
Rantai yang digunakan untuk mengangkat komponen pada penggunaanya ujung rantai dipasang hock.
Satuan : kg, ton
Power wrench
Alat untuk mengencangkan atau mengendorkan bolt atau nut yang memiliki torque besar, alat ini menggunakan prinsip reduksi putaran beberapa tingkat.
Satuan : kgm
High Torque
Alat untuk mengencangkan atau mengendorkan bolt atau nut yang memiliki torque besar, alat ini menggunakan prinsip pressure hydraulic. Satuan : kgm
Colour checker
Cairan (liquid) yang disemprotkan pada permukaan komponen untuk mengetahui keretakan yang terjadi. Biasanya satu set terdiri dari 3 warna : transparan (cleaner), putih (penetran), merah.
Wear guard
Visual check : Crack,
Measuring : Thickness
Sprocket
Visual check : Crack
Manual check : Bolt tightening
Measuring : Wear (use wear gauge)
Sumber.
2. http://teknisiberat.blogspot.com/2012/04/definisi-dan-pengertian-final-drive.html?m=1
3. https://widyantoyappi.wordpress.com/4-pelajaran/poros-penggerak-roda-axle-shaft/
4. http://avengedbarudin1.blogspot.com/2012/09/differential-final-drive.html
http://avengedbarudin1.blogspot.com/2012/09/differential-final-drive.htm1l
4. http://avengedbarudin1.blogspot.com/2012/09/differential-final-drive.html
http://avengedbarudin1.blogspot.com/2012/09/differential-final-drive.htm1l
http://tyospidermenk.blogspot.com/2011/05/sistem-propeler-shaft-kerja-sistem.html
5. http://hartono-exca.blogspot.com/2012/10/final-drive.html
5. http://hartono-exca.blogspot.com/2012/10/final-drive.html
pembahasannya banyak dan tentunya lengkap, keren
BalasHapusGearz Area | Belajar ilmu tekhnik, mekanik, otomotif dan diesel
Ko ga dilanjutin sih pak blog nyaa 😮
BalasHapusKo ga dilanjutin sih pak blog nyaa 😮
BalasHapusAkan lebih mudah dengan gambar ilustrasi.
BalasHapus